C’s Nail Academy
‘The
Leading Brand in Nail Business’ di Indonesia
Seiring dengan
berkembangnya bisnis kuku di Indonesia, sosok wanita mungil dan cantik ini turut
menghiasi bisnis ini. Ketertarikan Nathalia
Karakhati Roberta pada dunia kuku sudah ada sejak di bangku sekolah. Ketika
itu, Founder
of C’s Nail Academy ini sangat gemar merawat dan menghiasi kuku.
Mengapa
Anda tertarik menekuni bisnis nail/kuku?
Sebenarnya
pendidikan saya adalah Teknik Industri di Universitas Trisakti,1999. Saya dulu
bekerja di Mark and Spencer, tidak jauh-jauh
dari dunia fashion. Kebetulan saya di
ajak untuk join disini dan saya lihat
prospeknya bagus sekali di Indonesia. “Saya juga senang sesuatu yang baru dan
penuh tantangan, walaupun harus belajar,” wanita yang gemar menggenakan kaos
dan jeans ini berutur.
Dimana
Anda mempelajari tentang nail?
Saya sebenarnya
otodidak, belajar sendiri. Dulu waktu masih awam, cari-cari sendiri. Meskipun tool nya yang tidak ada di Indonesia,
harus dari luar negeri. Dengan alat-alat tradisional, seperti kuas-kuas yang
mirip, saya buat sendiri. Selain itu, Saya juga mengikuti workshop di luar negeri, trainer
yang diberikan oleh Principle
dari Amerika, sering sekali dikirimi berbagai informasi tentang nail art, teknik terbaru dan materi
lainnya untuk belajar.
Sejauh
ini, bagaimana Anda melihat perkembangan bisnis nail di Indonesia?
Sudah semakin bagus di banding 2 tahun lalu, meskipun masih sedikit bila
dibandingkan dengan menjamurnya bisnis salon. Untuk Jakarta sendiri customer sudah mau kukunya di poles dan
di beri hiasan serta di extension,
bukan hanya manicure-pedicure
saja. “Mereka semakin open dengan kita (supplier) dan selalu bertanya serta menunggu
informasi-informasi terbaru tentang kuku. Sekarang ini jarang yang hunting ke
luar luar negeri untuk tahu tentang kuku, apalagi mereka sudah tahu kalau sekarang
ini ada C’s Academy di Jakarta, jadi mereka bisa memperoleh berbagai informasi
walaupun hanya info tentang tren kuku. Seperti, peralatan dan perlengkapan yang
diperlukan.
Setidaknya, Saya tahu bahwa demand dari customer sudah cukup luas, tidak hanya tradisional, kutek saja. Tapi sudah menggunakan acrilyc dan sebagainya. “Karena mereka tahu, fashion, teknologinya sudah semakin besar untuk kuku di Indonesia, sehingga mereka juga harus tetap up date dan aktif,”.
Apa
harapan Ibu untuk industri nail di
Indonesia?
Sebenarnya kita
terlambat. Seperti Jepang dan Korea, bisnis kuku dapat berkembang dalam waktu
10 tahun untuk mereka bisa besar seperti sekarang ini. Semakin banyak informasi
yang kita share pada professional
atau pemakai, mereka dapat mengetahui bahwa kuku itu penting, tidak hanya untuk
kecantikan, tapi juga buat kesehatan, sehingga mereka dapat memberi informasi
lagi pada customer mereka, itu adalah salah satu bibit untuk market kuku bisa
berkembang.
Sejak
kapan Anda bergabung di Color Club ?
Sejak Color Club
ada, sekitar 6 tahun lalu (2005) Saya sudah bergabung. Sejak bisnis kuku masuk
ke Indonesia, saya sudah join, tapi
belum mengerjakan kuku.
Kalau dulu, belum
ada sekolah kuku. Sekarang ini, sekolah-sekolah pun berani mengajarkan, menjual
ide walaupun tidak bisa mengeluarkan sertifikat. “Sebenarnya itu bagus, artinya
mereka sudah memiliki kepercayaan diri untuk bisa memasyarakatkan kuku. Kalau
dari mereka juga tidak bisa menjual dari pendidikannya, saya rasa di Indonesia perkembangannya
akan lebih slow,” papar putri dari
pasangan Robert Handaka dan Lay Mei Lie.
Sertifikat yang Kita
keluarkan under produk dari C’s Academy. Sedangkan, untuk kurikulum dari C’s
Nail Academy sendiri mengacu pada principle
di Amerika. Sekarang ini, Kita masih berusaha untuk melembagakan nail di
Indonesia. Terus terang, Kita masih menggodok agar INA (Indonesia Nail Association)
bisa di established oleh pemerintah.
“Kita juga ingin ada statement resmi dari pemerintah bahwa kuku juga bisa
dikembangkan di Indonesia sebagai salah satu bisnis dari sektor kecantikan dan
peluangnya masih sangat besar sekali,” harap pemilik motto hidup ‘Keep the faith, Do the best and Make it
happen’ ini.
Bisa
Anda ceritakan tentang latar belakang dari C’s Nail Academy….
Sebenarnya nama itu
Kita berikan pada tahun 2010. Awalnya bergerak di produknya dengan nama Color
Club yang di jual dari salon ke salon. Sesuai permintaan mereka untuk diadakan
training untuk belajar aplikasi polish
yang benar hingga ke pengembangan nail art. “Dari situ, Kita melihat, ternyata
permintaan untuk kuku di Indonesia bisa berkembang, karena permintaannya yang
sudah cukup banyak, sehingga kita fasilitasi mereka dengan mengadakan workshop-worksop kecil, dimana pemakai
produk Color Club dapat belajar gratis.
Seiiring dengan
perkembangan dan permintaan yang semakin banyak, tidak hanya belajar nail art, tapi juga basic manicure pedicure, spa yang benar, variasi nail art dan nail extension, barulah didirikan C’s Nail Academy yang dilengkapi sekaligus dengan
nail studio, yang diperuntukan khusus
customer untuk membuat kuku. Academy, diperuntukkan bagi beginner hingga
professional, seperti salon-salon untuk pengembangan bisnis, yang dimulai pada
tahun 2006 yang berlokasi di HOD Duraskin Lantai 2, Jalan Senopati No. 113,
Jakarta Selatan.
C’s Nail Academy
adalah untuk melambangkan bahwa C bukan hanya Color Club, tapi juga kita
memasukan produk dari Christrio sekaligus menjadi C’s. “Karena kita juga merupakan distributor dari
produk tersebut,” imbuh wanita kelahiran 14 Desember 1980.
Untuk
pengembangan nail di Indonesia, apa target Anda ?
Pengembangan-pengembangan untuk studio, banyak sekali penawaran untuk kerjasama
membuka counter studio, rencananya di Medan, Tangerang, dan masih ada lagi di beberapa
kota. Targetnya, membuka Color Club Nail Studio di 10 kota di
Indonesia, begitu juga dengan Colour Club Nail Corner, yang
merupakan second line dari Color Club
Nail Studio berjumlah 10, untuk ke agenan akan dibuka untuk seluruh wilayah
Indonesia. “Banyak permintaan, belum bisa
kita penuhi, karena sekarang ini kita concern di academy. Sayang juga kalau
mereka hanya jual produk tapi tidak tahu cara memakainya,” jelas Natali.
Bagaimana
perkembangan nail untuk wedding?
Trend
nya
sekarang pengantin tidak lagi memakai sarung tangan, mereka harus mencari,
pengganti apa di tangan mereka? Jawabannya adalah kuku yang merupakan salah
satu ‘juri’ untuk mereka show kehadapan para tamu. “Sekarang ini di tempat kita tidak hanya kuku, tapi juga ada body art
yang memakai henna dikombinasi dengan acrilyc cat untuk menambah penampilan. Karena,
kuku maupun body art sebagai pengganti sarung tangan,” ulas Natali yang
berobsesi menjadikan C’s Nail Academy sebagai The Leading Brand in Nail Business di Indonesia seraya menutup
perbincangan.
INSBEAUTY by Yuko Handayani
INSBEAUTY by Yuko Handayani