Thursday, November 21, 2013

Profil Nathalia Karakhati Roberta


C’s Nail Academy
The Leading Brand in Nail Business’ di Indonesia

Seiring dengan berkembangnya bisnis kuku di Indonesia, sosok wanita mungil dan cantik ini turut menghiasi bisnis ini. Ketertarikan Nathalia Karakhati Roberta pada dunia kuku sudah ada sejak di bangku sekolah. Ketika itu, Founder of C’s Nail Academy ini sangat gemar merawat dan menghiasi kuku.

Tak heran, ketika pada awal tahun 2006 mendapat tawaran untuk bisnis kuku, ia pun menyambutnya. “Saya rasa kuku merupakan salah satu bidang yang unik di Indonesia, masih jarang dan peluangnya besar sekali. Sehingga saya berani untuk menekuninya dan dapat menyumbangkan sesuatu untuk perkembangan kuku di Indonesia. Akhirnya saya memutuskan untuk join,” ungkapnya. Berikut bincang-bincangnya :

Mengapa Anda tertarik menekuni bisnis nail/kuku?

Sebenarnya pendidikan saya adalah Teknik Industri di Universitas Trisakti,1999. Saya dulu bekerja di Mark and Spencer, tidak jauh-jauh dari dunia fashion. Kebetulan saya di ajak untuk join disini dan saya lihat prospeknya bagus sekali di Indonesia. “Saya juga senang sesuatu yang baru dan penuh tantangan, walaupun harus belajar,” wanita yang gemar menggenakan kaos dan jeans ini berutur.

Dimana Anda mempelajari tentang nail?

Saya sebenarnya otodidak, belajar sendiri. Dulu waktu masih awam, cari-cari sendiri. Meskipun tool nya yang tidak ada di Indonesia, harus dari luar negeri. Dengan alat-alat tradisional, seperti kuas-kuas yang mirip, saya buat sendiri. Selain itu, Saya juga mengikuti workshop di luar negeri, trainer yang diberikan oleh Principle dari Amerika, sering sekali dikirimi berbagai informasi tentang nail art, teknik terbaru dan materi lainnya untuk belajar.

Sejauh ini, bagaimana Anda melihat perkembangan bisnis nail di Indonesia?

Sudah semakin bagus di banding 2 tahun lalu, meskipun masih sedikit bila dibandingkan dengan menjamurnya bisnis salon. Untuk Jakarta sendiri customer sudah mau kukunya di poles dan di beri hiasan serta di extension, bukan hanya manicure-pedicure saja.  “Mereka semakin open dengan kita (supplier) dan selalu bertanya serta menunggu informasi-informasi terbaru tentang kuku. Sekarang ini jarang yang hunting ke luar luar negeri untuk tahu tentang kuku, apalagi mereka sudah tahu kalau sekarang ini ada C’s Academy di Jakarta, jadi mereka bisa memperoleh berbagai informasi walaupun hanya info tentang tren kuku. Seperti, peralatan dan perlengkapan yang diperlukan. 

Setidaknya, Saya tahu bahwa demand dari customer sudah cukup luas, tidak hanya tradisional, kutek saja. Tapi sudah menggunakan acrilyc dan sebagainya. “Karena mereka tahu, fashion, teknologinya sudah semakin besar untuk kuku di Indonesia, sehingga mereka juga harus tetap up date dan aktif,”.

Apa harapan Ibu untuk industri nail di Indonesia?

Sebenarnya kita terlambat. Seperti Jepang dan Korea, bisnis kuku dapat berkembang dalam waktu 10 tahun untuk mereka bisa besar seperti sekarang ini. Semakin banyak informasi yang kita share pada professional atau pemakai, mereka dapat mengetahui bahwa kuku itu penting, tidak hanya untuk kecantikan, tapi juga buat kesehatan, sehingga mereka dapat memberi informasi lagi pada customer mereka, itu adalah salah satu bibit untuk market kuku bisa berkembang.

Sejak kapan Anda bergabung di Color Club ?

Sejak Color Club ada, sekitar 6 tahun lalu (2005) Saya sudah bergabung. Sejak bisnis kuku masuk ke Indonesia, saya sudah join, tapi belum mengerjakan kuku.

Bisa dikatakan Color Club adalah pioneer untuk nail academy di Indonesia…

Kalau dulu, belum ada sekolah kuku. Sekarang ini, sekolah-sekolah pun berani mengajarkan, menjual ide walaupun tidak bisa mengeluarkan sertifikat. “Sebenarnya itu bagus, artinya mereka sudah memiliki kepercayaan diri untuk bisa memasyarakatkan kuku. Kalau dari mereka juga tidak bisa menjual dari pendidikannya, saya rasa di Indonesia perkembangannya akan lebih slow,” papar putri dari pasangan Robert Handaka dan Lay Mei Lie.

Sertifikat yang Kita keluarkan under produk dari C’s Academy. Sedangkan, untuk kurikulum dari C’s Nail Academy sendiri mengacu pada principle di Amerika. Sekarang ini, Kita masih berusaha untuk melembagakan nail di Indonesia. Terus terang, Kita masih menggodok agar INA (Indonesia Nail Association) bisa di established oleh pemerintah. “Kita juga ingin ada statement resmi dari pemerintah bahwa kuku juga bisa dikembangkan di Indonesia sebagai salah satu bisnis dari sektor kecantikan dan peluangnya masih sangat besar sekali,” harap pemilik motto hidup ‘Keep the faith, Do the best and Make it happen’ ini.

Bisa Anda ceritakan tentang latar belakang dari C’s Nail Academy….

Sebenarnya nama itu Kita berikan pada tahun 2010. Awalnya bergerak di produknya dengan nama Color Club yang di jual dari salon ke salon. Sesuai permintaan mereka untuk diadakan training untuk belajar aplikasi polish yang benar hingga ke pengembangan nail art. “Dari situ, Kita melihat, ternyata permintaan untuk kuku di Indonesia bisa berkembang, karena permintaannya yang sudah cukup banyak, sehingga kita fasilitasi mereka dengan mengadakan workshop-worksop kecil, dimana pemakai produk Color Club dapat belajar gratis.

Seiiring dengan perkembangan dan permintaan yang semakin banyak, tidak hanya belajar nail art, tapi juga basic manicure pedicure, spa yang benar, variasi nail art dan nail extension, barulah didirikan  C’s Nail Academy yang dilengkapi sekaligus dengan nail studio, yang diperuntukan khusus customer untuk membuat kuku. Academy, diperuntukkan bagi beginner hingga professional, seperti salon-salon untuk pengembangan bisnis, yang dimulai pada tahun 2006 yang berlokasi di HOD Duraskin Lantai 2, Jalan Senopati No. 113, Jakarta Selatan.
C’s Nail Academy adalah untuk melambangkan bahwa C bukan hanya Color Club, tapi juga kita memasukan produk dari Christrio sekaligus menjadi C’s. “Karena kita juga merupakan distributor dari produk tersebut,” imbuh wanita kelahiran 14 Desember 1980.

Untuk pengembangan nail di Indonesia, apa target Anda

Pengembangan-pengembangan untuk studio, banyak sekali penawaran untuk kerjasama membuka counter studio, rencananya di Medan, Tangerang, dan masih ada lagi di beberapa kota. Targetnya, membuka Color Club Nail Studio di 10 kota di Indonesia, begitu juga dengan Colour Club Nail Corner, yang merupakan second line dari Color Club Nail Studio berjumlah 10, untuk ke agenan akan dibuka untuk seluruh wilayah Indonesia. “Banyak permintaan, belum bisa kita penuhi, karena sekarang ini kita concern di academy. Sayang juga kalau mereka hanya jual produk tapi tidak tahu cara memakainya,” jelas Natali.

Bagaimana perkembangan nail untuk wedding?

Trend nya sekarang pengantin tidak lagi memakai sarung tangan, mereka harus mencari, pengganti apa di tangan mereka? Jawabannya adalah kuku yang merupakan salah satu ‘juri’ untuk mereka show kehadapan para tamu. “Sekarang ini di tempat kita tidak hanya kuku, tapi juga ada body art yang memakai henna dikombinasi dengan acrilyc cat untuk menambah penampilan. Karena, kuku maupun body art sebagai pengganti sarung tangan,” ulas Natali yang berobsesi menjadikan C’s Nail Academy sebagai The Leading Brand in Nail Business di Indonesia seraya menutup perbincangan. 
INSBEAUTY by Yuko Handayani